Monday, June 7, 2010

HAPPY TEARS

Menangis.


Di telinga selalu saja punya rasa dan konotasi yang negatif.

Selalu saja berkaitan erat dengan duka, prahara, nestapa, musibah.

Ketika merasa gagal...kita menangis. Sebagai pembenaran sebuah kekecewaan.

Ketika dikhianati...kita menangis. Sebagai pembelaan kemarahan yang tidak terluapkan.



Benarkah begitu?



Kalau kita menelisik secara biologis ke organ kita bernama mata.

Ada jutaan syaraf yang Tuhan ciptakan di dalamnya.

Termasuk sepasang kelenjar air mata.

Saya tidak mengerti bagaimana kelenjar air mata bekerja.

Apakah betul-betul ada syaraf halus yang menghubungkannya dengan hati kita?

Dengan naluri kita sebagai 'human being'?



Sering sekali saya mendengar...

"Kamu gak boleh nangis...kamu kan laki-laki! Malu dong ah!"

Berapa banyak anak, terutama di Indonesia, yang 'terpasung' nalurinya...hanya karena dia laki-laki?

Menangis dianggap memalukan, di tengah perasaan mereka yang memilukan.




Hmmm...adakah hubungannya menangis dengan gender?

Lalu kenapa menangis selalu 'halal-halal saja' untuk kaum perempuan, namun tidak untuk laki-laki?

Setahu saya tidak ada syarat halus yang menghubungkan kelenjar air mata dengan alat kelamin.



Teman saya, laki-laki dewasa, tiba-tiba ingin menangis karena rindu anaknya.

Salahkah?


Teman saya yang lain, laki-laki dewasa, mendadak mau nangis karena saking senengnya punya mobil baru.

Salahkah?



Buat saya...

Menangis adalah ekspresi paling wajar dan humanis dari setiap manusia.

Seseorang pernah berkata ketika saya menangis... "Nggak apa-apa Rahma...nangis aja. Itu akan membuat kamu menjadi manusia yang sebenar-benarnya."



Bayangkan bagaimana Tuhan merencanakan sebuah benda liquid bernama airmata.

Nestapa dan bahagia, pada akhirnya memiliki sebuah luapan ekspresi yang serupa.

Apa artinya?



Mungkin begini...there's a thin line between pain and joy.

Bahagia dan prahara bisa berubah kapan saja Tuhan mau.

Bukankah Dia selalu punya cara untuk menunjukkan kebesaranNya?

Manusia hanyalah makhluk lemah yang juga dimuliakanNya.



Sampai sekarang saya setuju, menangis adalah anugerah.

Yang membedakan kita dengan makhlukNya yang lain.



Bahwa kita....punya rasa.

Dan airmata adalah wujud kelemahan, sekaligus kemuliaan manusia.


(Saya mulai berbisik dalam hati sambil tersenyum: Maha Besar Engkau, Tuhan...)

Read more...

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP