Tuesday, November 27, 2007

Am i only dreaming?


FIKSI DAN KENYATAAN.

PERBEDAAN YANG TERPISAHKAN BENANG TIPIS PERISTIWA.

Lebih dari 25 tahun saya hidup.

25 tahun akhirnya membawa saya pada sebuah pertanyaan atas pembedaan mana yang fiksi dan yang nyata. Hidup ini kah yang fiksi sementara kehidupan setelah mati adalah kenyataan, atau sebaliknya.

Bagaimana serabut-serabut rumit di otak saya mencerna perbedaan antara keduanya juga masih jadi sebuah retorika.

Mimpi.

Sering saya bermimpi, tanpa pernah paham bagaimana mimpi bekerja.

Sekadar imajinasi, atau justru refleksi kehidupan alam bawah sadar?

Sekadar bunga tidur, atau justru visualisasi dimensi lain hidup?

Ataukah mimpi sebuah bentuk eksistensi kerjasama hati dan pikiran manusia?

Hidup buat saya adalah sebuah benang tipis antara fiksi dan kenyataan.

Sebuah sekat transparan peristiwa dengan dasar filosofi matematis dan pengalaman empiris.

Fiksi dan khayalan terkadang terasa begitu rasional dan nyata.

Sementara kenyataan seringkali terasa sangat absurd.

Hidup hari ini adalah milik Sang Waktu hari ini.

Meskipun dalam pikiran saya tetap saja selalu ada besok, selalu ada lusa, selalu ada hari setelah lusa, selalu ada minggu depan, bulan depan, begitu seterusnya.

Namun, bagaimana semesta bekerja adalah proses menembus alam pikir dan alam rasa tanpa kenal waktu.

Yang ada hanyalah detik ini.

Karena takdir dan waktu… jelas bukan kita yang punya.

Read more...

Monday, November 26, 2007

Kisah Sebuah PC di Sudut Ruangan


Actually, meja yang lumayan berantakan ini adalah meja gue.
Tempat gue memulai hari, baik itu dengan senyum, sedikit bete, bahkan agak murka.hehe...
Tempat gue mencurahkan segala isi hati.
Tempat gue mengeluarkan setumpuk ide di kepala.

Sedikit berantakan. Apalagi pas deadline.
Seringkali bikin gue kesel waktu lagi 'gak bersahabat'.Dari mulai lola(loadingnya lama) sampe nge-hang tiba-tiba....

Yeah...
Anyway this PC really help me daily.
Setia bantuin gue untuk mencari sedikit rejeki.
Semoga PC gue ini 'sehat' selalu.

You go man!!!

Read more...

Sunday, November 25, 2007

Menatap Birunya Langit Jakarta


Jakarta emang udah terlalu sumpek. Jakarta emang udah terlalu eneg menahan beban hidup.
Tapi Jakarta nggak pernah diam.
Jakarta selalu bergerak.
Jakarta selalu bernafas, walaupun cuma pasrah menghirup sesaknya karbondioksida dan timbal dari knalpot jutaan mobil yang nggak berdaya karena macet.

Minggu pagi, gue nyempetin lari pagi ke Monas, gak jauh dari Cikini - tempat kost gue.
Agak surprise juga waktu sampe sana sekitar jam 7-an (matahari juga belum terlalu tinggi waktu itu) gue ngeliat langit Jakarta yang agak lain dari biasanya.
Gradasi biru muda yang sempurna. Tanpa awan.
Bersih. Tanpa kabut asap.

Jujur, gue overexcited waktu itu. Am I really in this city??
What happened with your ceiling,
Jakarta?!
Untuk beberapa saat gue memang keliatan kaya orang udik yang baru ngeliat langit pertama kali.

Mungkin sekali-sekali Jakarta memang harus istirahat.
Mengisi kembali paru-parunya dengan sedikit oksigen untuk supply 1 minggu ke depan.
Karena besok sudah Senin.
Jakarta akan kembali sesak.
Langitnya pun akan kembali coklat keabuan.
Seperti biasanya.

Read more...

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP