Bertahan

Jumat yang aneh....

Diakhiri dengan sms dari orang tua yang memberi sinyal negatif akan karir gue.

Raut ketidaksenangan mulai terasa. Dan jurang ketidaksetujuan sepertinya semakin curam.

Beberapa bulan ini memang berat buat gue....karena pekerjaan sangat menyita waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Siang jadi malam, malam jadi siang. Sarapan adalah makan siang, makan siang adalah nanti ketika makan malam. Selebihnya hanyalah sekadar penjaga lambung yang seringkali menjerit.

Kalau boleh memilih....pasti gue akan memilih yag enak-enaknya. Tapi pada kenyataannya, mengejar mimpi itu tidak seperti mimpi, dimana sakit, sedih, lelah hanya terasa maya. Pada kenyataaanya segala sakit, sedih dan lelah sekarang terasa begitu nyata. Bukan hanya otak yang harus diajak berunding, hati pun ikut-ikutan. Nggak mau kalah.

Mungkin gue terlalu mencintai pekerjaan gue. Nggak, bukan mungkin. Tapi YA. Pekerjaan gue adalah bukan sekadar karir yang harus gue jalani. Buat gue....ini adalah pilihan hidup. This is what i call destiny....

Cuma sekarang...gue nggak tau gimana caranya bertahan dari segala keberatan tadi....

Mungkin mengejar mimpi akan setidakmudah mengejar matahari.........