Membaca Isyarat Tuhan...
Saya belum pernah bertemu dengan Tuhan.
Tapi saya meyakini...Tuhan begitu dekat.
Tanpa pernah lengah mengawasi setiap tindakan dan isi hati.
Tuhan terlalu dekat untuk dikelabuhi.
Ketika saya bahagia...saya selalu ingat Tuhan.
Tapi itu tidak terlalu lama.
Namun ketika saya dalam kesedihan yang amat sangat.
Saya tidak henti-hentinya merengek...
"Tuhaaaaan....kenapa begini? Tuhaaaaan...kenapa begitu?"
Mungkin Tuhan sudah bosan mendengar rengekan saya.
Sayapun sudah cukup malu untuk meminta ini itu.
Walaupun saya tahu...semuanya terlalu mudah untuk Tuhan untuk memutuskan.
Cukup dengan bersabda.
Maka terjadilah.
Saya selalu mencari cara bagaimana berkomunikasi dengan Tuhan.
Pakai email....nggak mungkin.
Pakai sms....nggak mungkin.
Pakai telepon....nggak mungkin.
Berdoa setiap selesai sholat....semakin terasa searah.
Karena isinya nggak jauh dari minta ini minta itu.
Rasanya seperti Tuhan itu 'bisu'.
Saya pun mulai lelah........
Pasrah......
Tapi pasrah bukan sekadar apatis...
Pasrah mengajarkan saya sesuatu.
Pasrah adalah dimana saya berada di titik terendah sebagai manusia...dan menyerahkan diri ke sesuatu yang tertinggi.
Saya terdiam.
Saya berpikir.
Saya mulai mengerti.
Tuhan sedang mengajarkan saya sesuatu.
Tuhan tidak seperti guru Sekolah Dasar.
Yang mengajarkan segala sesuatu melalui media papan tulis.
Tuhan selalu punya cara memberi tahu....
Bahwa syahadat, sholat, puasa, sedekah, dan berhaji saja tidak cukup menjadikan
saya sebagai manusia yang utuh.
Tuhan selalu punya cara.
Bagaimana membuat saya mengerti reaksi-Nya.
Iqra...
Bacalah...
0 comments:
Post a Comment